Diri

Aku kehidupan yang punya nama, nyawa dan cangkang, dan di kesemuanya engkau tinggal.
Aku kebenaran yang tak perlu dibela; tudungmu siang-malam dari segala tuduhan dan cerca.

Aku ibu yang merawatmu, dan bocah dalam jiwamu tahu, aku ada. Rasakan dekapanku. Rasakan hangatku. Rasakan degup jantung yang berpadu kala aku menimangmu.
Aku ayah yang melimpahimu dengan sayang, dadaku tempatmu bernaung, dan kau tak perlu khawatir akan apa pun.

Aku senangmu kala kau susah, bahagiamu saat kau merana, haru yang melarutkan sengsaramu, tawa yang tersimpan di balik tangismu, riang yang melanda hampamu, dan gembira yang kau bawa saat sulit mendera. Kita berdampingan, karena kita dua yang satu adanya.
Aku geming yang meredakan riuh di benakmu, heningmu saat kau merapuh, dan beningmu saat kau mengeruh, luruh dan tandus.

Aku mata yang mengamatimu sejak kau terjaga hingga terlelap. Kerap kau tak tahu aku ada, namun aku tak pernah beranjak. Aku penontonmu yang paling setia.
Aku telinga yang mendengarkan gemuruh, desau dan bisikan setipis udara pagi yang acap luput kau sadari.
Aku tangan yang menggenggammu aman saat kau tersandung, terjungkal, terperosok.
Aku kaki yang menahanmu kala kau tergelincir dan menyokongmu untuk kembali menapak.

Aku tali tempatmu berpegangan meniti jalan di lingkaran, agar kau tak perlu terbanting hancur.
Aku nyanyian yang membelai telingamu dan mengisi rongga dadamu dengan senandung.
Aku mentari yang mencerahkan matamu dan membimbingmu ke jalan cahaya, aku juga sinar yang menuntunmu ke api yang mereka sebut neraka.
Aku sungai yang mengalir di bawah kakimu, dan di sana engkau bercermin.

Aku air yang membebaskan kerongkonganmu dari dahaga dan membuatmu sejuk.
Aku obat kala kau terkapar sakit, dan penyembuh segala lukamu.
Aku jembatan tempatmu menemukan jalan pulang dan dipan tempatmu beristirahat melepas lelah.
Aku daya yang mengusungmu kala kau terkulai, dan tandu bagi jiwamu.

Aku surga tempat Tuhan bersemayam; kau tak perlu pergi jauh untuk menemuiNya.
Aku kekasih yang bercinta denganmu, dan kita terbakar bersama dalam bara.
Aku cinta yang memberimu nafas untuk tetap hidup, dan engkau akan terus ada.

Aku di sini. Tanpa terbelit ruang dan waktu.

Aku, ya, aku
Selamanya bagimu.

~ Ubud, 26 Februari-1 Maret 2009. Bahkan kata-kata tak sanggup mencengkeramnya. ~

hadirmu

kau pernah hadir sebagai penebus
kau juga hadir sebagai penyembuh
lalu kau hadir sebagai penolong

kau pernah datang sebagai yang adil
kau juga datang sebagai yang menjawab doa
lalu kau datang sebagai yang mencukupkan

kau tunjukkan dirimu sebagai raja
kau juga tunjukkan dirimu sebagai bapa
lalu kau tunjukkan dirimu sebagai sahabat

kini aku menyambutmu sebagai engkau
dan di antara jajaran nama
kini aku menemukanmu sebagai yang tak bernama
namun nyata. lebih dari yang kutahu.

: selamat datang.

Bagi yang merayakan, saya ucapkan Selamat Natal, dan untuk kita semua, saya ucapkan Selamat Tahun Baru.

May your days be merry. ๐Ÿ™‚

*Gambar dipinjam dari fotosearch.com.

Somewhere in the Middle

dear god,

i know you are there, listening.

if you donโ€™t mind,
letโ€™s meet up

in the middle.

you know my number, rite?

๐Ÿ™‚

*Inspired by this song, a true genius. Kudos for you, Mark Hall!

Dariku dan Yang Tak Bernama

Hari ini, kutitipkan sebaris doa

PadaNya yang tak bernama

Tuk senantiasa menabur bunga di sepanjang jalanmu

Entah ia lurus, berlubang, penuh tanjakan, atau bak labirin.

Hari ini, kusematkan selarik asa

PadaNya yang tak bernama

Agar bahagia mengiringi tiap langkahmu

Dan dijaganya kau dalam susah dan sedih.

Hari ini, kusulamkan seuntai pesan

UntukNya yang tak bernama:

Ingat-ingatlah ia selalu

Dan jangan Kau luputkan tanganMu barang sedetik.

Malam ini, di bawah langit yang berpendar

Kulekatkan namamu di antara ribuan jentik cahaya

Dan bertelut padaNya yang tak bernama

Kubisikkan tiga baris sederhana:

Simpankan cinta ini untuknya.

Kiranya bahagia ini akan abadi

Meski hidup cuma ilusi.

Hei, kalian yang di sana.

Mudah-mudahan menjadi hadiah yang manis di hati.

Selamat berbahagia, yaaa. ๐Ÿ™‚

*Gambar (pastinya) dari gettyimages.com

Malam ini, kembali mengenangnya.

Mama, apa kabar?
Baik-baikkah di sana?
Aku kangen sekali.
Itโ€™s been a long time.

Kadang
Ingin sekali menemuimu
Menaruh kepalaku di bahumu
Meski sekejap saja

Melihatmu tersenyum
Bukan hanya di mimpi
Mendengarmu tertawa
Yang bukan cuma di ingatan

Menjajari langkah-langkah gesitmu
Yang selalu terburu
Dan berseru,
Jangan cepat-cepat, kakiku tak cukup panjang.

Menjengukmu di dapur
Dengan daster dan rambut diikat
Mencoba membantu
Dan dimarahi karena membuat kotor

Mengadu di saat susah dan sebal
Selalu senang
Mendengar diriku dibela
Meski tak jarang aku yang salah

Mendengar namaku
Dalam doa yang kau bisikkan
Pagi, siang, petang
Tanpa jemu, tanpa lelah

Membaca ucapan ulang tahun
Berisi kata sayang dan wejangan
Agar selalu aku jadi anak yang baik
Dan semua hadiah lain tak lagi penting

Menemanimu di kamar, ruang tamu, meja makan
Bahkan ketika kau terlalu sakit
Untuk bisa menyambutku.
Sekadar bersamamu sudah cukup.

Menatapimu yang tertidur lelap
Bersyukur karena kau tak lagi didera
Memandangmu yang pulas dalam damai abadi
Berbahagia untukmu, meski aku ingin engkau selamanya ada.

โ€ฆ

Mama, apa kabar?
Indahkah di atas sana?
Aku kangen sekali.
๐Ÿ™‚

Malam ini, empat tahun sudah saya mengenangnya. Dia tak akan terganti.
I love you, Mom.

*Ditulis sambil mendengarkan lagu ini.