Keping-keping Terakhir dan Sebuah Perjalanan

FullSizeRender (1)

Dear Ibu Alien,

Hari ini keping-keping terakhir resmi kuterima. Pelengkap teka-teki yang usianya lewat limabelas tahun. Keping-keping itu kubawa dengan selamat sampai ke rumah. Tempatnya kini di atas pembaringan, di mana ia kuletakkan tanpa tersentuh. Kupandangi tanpa terbaca.

Bagaimana bisa aku memulai sesuatu yang ujungnya adalah perpisahan? Perjumpaan itu kuawali bertahun-tahun silam saat aku membawa pulang keping pertama, hanya untuk kusingkirkan satu jam berselang karena akal belum cukup kuat mencerna isi kepalamu yang menampung rahasia alam semesta. Perjumpaan itu terulang bertahun-tahun kemudian, saat kita duduk bersisian di halaman pengadilan. Di sanalah pertama kalinya kau memperkenalkanku pada Elektra dan Bodhi. Meyakinkanku bahwa keberadaan mereka patut disimak. Hari itu aku pulang membawa keping-keping gratisan. Malamnya aku berkenalan ulang dengan Puteri, disusul menyapa Akar dan Petir sekaligus.

99 keping bagiku bukan sekadar cerita. Bukan hanya teka-teki yang harus dilengkapi pada waktunya. Bukan juga rangkaian kisah penuh rahasia yang sudah saatnya diselesaikan. Keping-keping yang tercecer belasan tahun adalah bagian dari perjalanan hidupku, perjalanan kita.

Aku tahu kita berdua masih akan terus bersisian meski dalam bentuk yang senantiasa berubah. Kau masih akan ada di sana, sejauh sebuah pesan singkat atau panggilan telepon. Namun semua takkan lagi sama, karena setelah kupasangkan keping terakhir ke teka-teki besar ini, ada bagian dari ‘kita’ yang menemui akhirnya. Entah kenapa ini jadi begitu personal.

Ibu Alien,

Malam ini aku pergi tidur tanpa menyentuh keping-keping di pembaringan. Biarlah aku menyimpan mereka selama yang kubisa, sejauh yang kumampu… sampai hati sanggup mengucap selamat tinggal.

 

Salam hangat,

Mantan Asisten

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *