Mau Jalan-jalan dan Belanja Bebas Ribet? Yuk, Siap PIN!

Sebagai pengguna kartu kredit yang jarang menggesek kecuali benar-benar perlu (bukan karena irit tapi memang mengkhususkan pemakaian kartu kredit untuk traveling), saya nggak terlalu paham seluk-beluk penggunaannya. Pokoknya saya tahu pakai kartu kredit harus disertai tanda tangan. Yo wis to, diikuti, biarpun sering jengkel karena tidak semua petugas kasir ingat membekali diri dengan pulpen. Seringnya malah lupa, hingga terjadilah pinjam-meminjam pakai acara keluar kasir segala. Kalau nggak buru-buru, ya saya sabar aja nungguin Mbak Kasir mencari pulpen. Lain cerita kalau lagi kelaparan, kemalaman dan kebelet pipis!

Saya pernah, dong, misuh-misuh karena harus menunggu mbak-mbak kasir meminjam pulpen ke temannya, yang juga meminjam ke teman lain, yang ternyata baru meminjamkan pulpennya ke tetangga ipar adik tirinya (abaikan yang terakhir). Waktu itu, saya melanggar peraturan tidak-boleh-pakai-KK-kecuali-traveling karena uang tunai di dompet tidak cukup dan tidak bawa kartu debit. Rempongnya, mamak! Padahal, saya pengunjung satu-satunya di supermarket yang sudah mau tutup sementara di luar angin dan petir sudah sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia, siap muntah badai. Isssh! Sejak itu, saya selalu menyelipkan ekstra 100-200ribu di dompet untuk menghindari keribetan saat berbelanja.

Masalahnya, saya tidak selalu bisa membawa uang tunai dalam jumlah besar. Keribetan ini makin menjadi waktu saya melakukan perjalanan ke Eropa selama sebulan. Sebagian besar negara Eropa sudah mewajibkan penggunaan PIN kartu kredit sementara saya masih mengandalkan tanda tangan. Untuk keperluan sehari-hari (makan, subway, bayar penginapan, dan sebagainya) memang tidak masalah karena saya sudah mempersiapkan anggaran jauh sebelum keberangkatan. Yang jadi masalah adalah ketika nafsu belanja kumat dan yang standby di dompet hanya kartu kredit. Saya pernah terpaksa membatalkan transaksi karena kartu kredit tidak bisa digunakan. Kartu kredit ditahan? Pernah juga. Belum lagi kejadian-kejadian ngeselin di mana kartu kredit saya tidak diterima di mesin-mesin tertentu.

Tahu gitu, kan, sebelum berangkat saya minta PIN dulu ke bank! Untungnya, ada saja orang baik yang bersedia membantu sehingga perjalanan saya tetap lancar sentosa (albeit misuh-misuh sedikit). Phew!

Sepulangnya ke Jakarta, saya pun langsung menghubungi bank untuk minta PIN. Toh, kabar yang beredar waktu itu, Indonesia akan mewajibkan penggunaan PIN kartu kredit mulai tahun 2015. (Gimana kelanjutannya ya, sudah ada kabar?) Prosedurnya ternyata gampang. Saya bahkan tidak perlu datang ke bank. Semua dilakukan melalui email dan telepon, sesekali dibantu social media officer dari bank yang bersangkutan. Dalam waktu satu sampai dua minggu, bank mengirim PIN lewat email yang bisa diakses dengan password. PIN ini harus segera diganti dengan PIN pilihan sendiri lewat ATM.

Saya pun ngacir ke ATM terdekat. Nggak sampai 5 menit, beres. Legaaa! Kenapa lega? Karena selain mempermudah transaksi, penggunaan PIN secara otomatis memberikan perlindungan ekstra bagi pemilik kartu kredit. Pernah denger kan, kasus pembobolan kartu kredit yang baru ketahuan setelah digasak habis-habisan? Males banget kalau sampai kejadian saat saya sedang berada di kampung antah berantah negara X, misalnya.

Anyway, manfaat kartu kredit ber-PIN ini baru betul-betul terasa waktu saya ngelencer ke Taiwan, Desember kemarin. Saya sudah lupa tentang PIN dan tetek-bengeknya. Antrilah saya di kasir, menyodorkan kartu, daaan belanjaan saya langsung diserahkan berikut kartu kredit dan bukti pembayaran, tanpa tanda tangan dan cari pulpen! Hore! Cicik-cicik kasir tampak bingung waktu saya menerima barang-barang tersebut sambil cengar-cengir… dan kembali lagi ke kasir yang sama satu jam kemudian. Iya, saya nggak jadi pergi dan malah lanjut belanja, hihihi.

Kalau kamu, gimana? Punya cerita menarik tentang kartu kredit dan jalan-jalan? 😀

 

 

3 Replies to “Mau Jalan-jalan dan Belanja Bebas Ribet? Yuk, Siap PIN!”

  1. Hi Mb Jenny! Makasih atas sharingnya ttg kartu kredit! ^^

    Saat travelling saya hanya pakai kartu kredit untuk oleh2 kluarga temen dan diri sendiri. Pd prinsipnya uang cash saya hanya pakai u/ jajan, transport dan pengeluaran kecil lainnya krn riskan bw cash banyak2 apalagi saya orgnya selebor 🙁 sedangkan tur akomodasi udh beli online (pke kartu kredit juga) u/ antisipasi bw cash lbh banyak

    Jd budget oleh2 saya simpan di bank, bukan saat dibawa kesana, baru deh pas tagihan kluar saya langsung bayar

    U/ next trip, saya mau bikin PIN ah, krn kemaren2 masih pakai tanda tangan sih :p

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *